Description

ADAT MA’RENDEN TEDONG MULTI PERSPEKTIF

Sinopsis

Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Jumlah pulau yang tercatat sebanyak 17.508 buah dengan luas perairan 5,8 juta kilometer persegi, dan panjang garis pantai 81.000 kilometer[1]. Ini menandakan bahwa Indonesia memiliki suku, agama dan budaya yang berbeda-beda. Agama dan budaya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dapat dikatakan bahwa budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif.

Seperti halnya pada masyarakat Mamasa yang memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan daerah lain. Masyarakat Mamasa pada umumnya merupakan Suku Toraja dengan mayoritas penduduk beragama Kristen (75%), tetapi ada juga yang beragama Islam sekitar 25%. Mamasa memiliki adat dan kebudayaan yang sangat unik yaitu Ma’renden Tedong. Upacara Ma’renden Tedong merupakan upacara adat yang dilakukan oleh masyarakt Mamasa. Dimana kedua belah pihak saling bertemu disaksikan oleh para pemangku adat. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membicarakan atau mencari kata sepakat untuk menyelesaiakn masalah misalnya perzinahan atau perselingkuhan.

Buku ini hendak mengetengahkan hubungan antar budaya dan agama, dalam hal ini penulis kerucutkan dalam kebudayaan masyarakat Mamasa, ialah Ma’renden Tedong. Setidaknya, ada dua isu penting yang akan penulis kupas secara komprehensif. Pertama, bagaimana pelaksanaan budaya adat Ma’renden Tedong. Kedua, bagaimana pandangan hukum Islam mengenai budaya adat Ma’renden Tedong. Pemahaman yang inklusif atas fenomena relasi agama dan budaya, harapannya dapat memberikan keluasan cakrawala berfikir bagi kita semua, dalam kerangka abad milenium ini. Selamat membaca!

Anggota IKAPI

Cetakan Pertama : Juni 2021

Ukuran Buku : 15 cm x 23 cm

Jumlah Halaman : vi + 86

ISBN: 978-623-6105-89-4

Penulis:
Syahrianti Syam, S.Sos., M.Si
A. Nur Aisyah Rusnali, S.Sos., M.I.Kom